SELONG—Memasuki hari keenam pasca banjir bandang di Kecamatan Sambelia,
Selasa (13/3) lalu, ratusan warga Dusun Batusila masih di pengungsian
di Kantor Desa Dara Kunci.
Warga memang sempat pulang melihat
kondisi rumah dan membersihkan lumpur. Kepala Dusun Batusila Maliki
mengatakan, warga ingin segera pulang. Namun pihak kecamatan menyarankan
bersabar dulu. ‘’Oleh pihak kecamatan disarankan menunggu sampai
situasi benar-benar baik,’’ katanya.
Maliki bersama sejumlah warga
yang sempat melihat situasi di dusun, air sudah tidak ada lagi. Ratusan
rumah yang terendam hanya menyisakan bekas lumpur.
Cuaca juga ikut
mendukung. Sejak Sabtu (16/3) lalu, hujan tidak lagi turun. ‘’Situasi
sudah memungkinkan. Kesulitan kami saat pulang hanya akses,’’
sambungnya.
Maliki menambahkan, akses menuju dusun masih terputus.
Otomatis kalau pun harus pulang, warga berjalan melewati jembatan
darurat.
Dari ratusan rumah yang terendam banjir lanjutnya, ada 14
rumah yang kondisinya parah. Belasan rumah ini yang diperhatikan sesama
warga untuk dibantu. ‘’Besok (hari ini, Red) kalau diizinkan pulang,
kami semua akan pulang, selanjutnya bersama-sama memperbaiki rumah,’’
imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, lokasi pengungsian banjir
di Kecamatan Sambelia, di Kantor Desa Dara Kunci dan Gedung SMPN 2
Belanting.
Untuk di SMPN 2 Belanting, pengungsi dari Dusun
Menangareak. Jumlahnya mencapai 900 jiwa. Warga Dusun Menangareak juga
menjadi korban banjir bandang. Hanya saja kondisi wilayahnya tidak
seperti Dusun Batusila yang semuanya terendam. Dusun Menangareak hanya
dikepung banjir, membuat sawah maupun ladang terendam.
Informasi yang diterima Lombok Post, warga Dusun Menangareak sudah kembali ke rumah masing-masing. Angin dan hujan sudah reda.
Kabaghumas
Pemkab Lombok Timur yang dikonfirmasi terkait kondisi terakhir para
pengungsi di Kecamatan Sambelia mengatakan, yang masih bertahan adalah
pengungsi dari Dusun Batusila. Sementara untuk pengungsi dari Dusun
Menangareak sudah kembali ke rumah.
‘’Tinggal pengungsi di Kantor
Desa Dara Kunci. Untuk yang di SMPN 2 Belanting, kabar dari Pak Camat
sudah kembali ke rumah,’’ katanya.
Soal pengungsi dari Dusun Batusila
sambung Iswan, beberapa warga telah meminta bisa segera pulang. Namun,
yang harus diketahui adalah putusnya jembatan penghubung menuju Dusun
Batusila. Masih dipikirkan langkah evakuasi. ‘’Kan jembatan itu putus
(Jembatan Belanting, Red). Makanya seperti apa cara evakuasi masih
dipikirkan bersama,’’ ulangnya bolak balik.
Secara umum kondisi
Kecamatan Sambelia sudah berangsur membaik. Selain genangan air akibat
banjir mulai surut, hujan deras juga sudah reda.
Jadi, jika warga
ingin pulang, dipersilakan. ‘’Setiap warga mendapat bantuan beras 5
kilogram, mi instan, dan sejumlah kebutuhan lain,’’ ujarnya.
Jalur Sembalun Sudah Normal
Sementara itu, kondisi Kecamatan Sembalun juga berangsur membaik. Akses
menuju Sembalun melalui Pusuk yang sempat tertutup material batu dan
tanah longsor, sudah bisa kembali digunakan.
Kendaraan sudah bisa
melintasi jalur Pusuk. Tinggal jembatan Reban Bande di depan SMPN 2
Sembalun yang tengah dalam perbaikan. ‘’Jalur sudah normal. Kendaraan
bisa melintas seperti biasa,’’ ujarnya.
Warga yang mengungsi dari Desa Sembalun Lawang maupun Desa Sembalun Bumbung, sudah tidak di pengungsian.
Warga
telah kembali ke rumah masing-masing. Untuk memenuhi kebutuhan warga,
pemerintah sudah mengirimkan 500 liter minyak tanah sebagai bahan bakar
memasak. ‘’Ya, sekarang yang dipikirkan bagaimana kembalikan fungsi
sawah yang terendam air dan batu-batu besar,’’ lanjut mantan Camat
Sembalun ini.(feb)
(http://lombokpos.co.id/index.php?option=com_k2&view=item&id=7151:menangareak-pulang-batusila-bertahan)
Home
»
»Unlabelled
» Menangareak Pulang, Batusila Bertahan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment