NTB-News.Com - Cinta itu seperti membangun keping-keping bata untuk menjadi sebuah rumah.
Awalnya hanya tanah, tetapi dengan kesabaran, bata-bata itu menjadi bangunan kokoh yang tidak akan terguncang apapun.
Itulah
kalimat yang bisa menggambarkan perjalanan cinta Menteri BUMN
Indonesia, bapak Dahlan Iskan dan ibu Nafsiah Sabri. Keduanya adalah
pasangan suami istri yang memulai cinta dari kesederhanaan.
Dengan
saling menopang, saling mendukung dan percaya, kehidupan mereka semakin
membaik. Kehidupan yang semakin baik itu tidak melunturkan cinta
diantara mereka, justru semakin lengket dan mesra di usia yang sudah
tidak lagi muda.
Dilansir dari Merdeka.com, inilah kisah cinta bapak Dahlan Iskan dan ibu Nafsiah Sabri.
Dari Ceramah Agama, Berlanjut Boncengan Sepeda
Awal
mula pertemuan pak Dahlan dan ibu Nafsiah bisa dikatakan unik. Keduanya
sama-sama memberikan ceramah agama di sebuah stasiun radio Semarang.
Karena masih malu dan belum berani menyatakan cinta, pak Dahlan
menawarkan membonceng ibu Nafsiah muda dengan sepeda. Hal ini terus
dilakukan setiap kali berangkat siaran radio.
"Dulu saya hanya
punya sepeda dan berangkat boncengan. Saya lihat sepertinya Ia bisa
menjadi ibu yang hebat," ujar pak Dahlan Iskan. So sweet..
Di
mata pak Dahlan Iskan, ibu Nafsiah adalah perempuan yang salehah,
ceria, mandiri dan humoris. Tidak ingin berlama-lama, pak Dahlan Iskan
menikahi ibu Nafsiah Sabri pada tahun 1975. Saat itu, usia pak Dahlan 25
tahun sedangkan usia ibu Nafsiah 22 tahun.
Kehidupan Awal Pernikahan Yang Sulit
Pada
masa awal pernikahan, pak Dahlan tidak memiliki pekerjaan tetap. Dia
meninggalkan bangku kuliah dan memilih menjadi reporter lepas di sebuah
surat kabar di Semarang. Kondisi yang sulit itu tidak menyurutkan cinta
ibu Nafsiah. Beliau tetap menjadi istri yang setia, penurut dan
mencintai pak Dahlan sepenuh hati. Di sepanjang usia pernikahan mereka,
pak Dahlan dan ibu Nafsiah dikaruniai dua putra Azrul Ananda dan Isna
Fitriana.
"Kehidupan sehari-hari lebih banyak dibantu dari gaji
istri saya yang menjadi guru SD waktu itu. Ketika lahir anak pertama,
Azrul Ananda, kita bisa menyewa rumah yang ada kamarnya, meski di gang
sempit," ujar pak Dahlan.
Setia Walaupun Pak Dahlan Sakit
Kesetiaan
adalah kunci sebuah pernikahan yang langgeng, hal itu diperlihatkan
oleh pengabdian ibu Nafsiah. Walaupun pak Dahlan Iskan divonis mengidap
kanker hati ganas, beliau tetap setia menemani suaminya. Pada tahun
2008, pak Dahlan melakukan operasi transplantasi hati untuk
kesembuhannya.
Cinta keduanya tidak surut dimakan usia. Ibu
Nafsiah tetap mendukung langkah karir suaminya, mulai dari reporter
lepas hingga menjadi Menteri BUMN seperti saat ini. Bahkan saat pak
Dahlan menjual e-troll di jalan tol, ibu Nafsiah menemani dan membantu
suami walau harus berpanas-panas di bawah terik sinar matahari.
Tetap Suka Masakan Ibu Nafsiah
Menjadi
seorang pejabat negara tidak membuat pak Dahlan melupakan hangat dan
lezatnya masakan sang istri. Hingga sekarang, ibu Nafsiah masih sering
membuat masakan untuk pak Dahlan untuk dimakan di Gedung Kementrian. Pak
Dahlan bukan tipe pria yang malu membawa bekal dari rumah, beliau
bahkan menawarkan dan membanggakan masakan istrinya di depan para
wartawan. Menteri energik yang satu ini juga lebih senang menikmati
masakan istrinya ketimbang makan di luar.
Semoga kebahagiaan dalam kisah cinta ini menular pada kita semua.
I love you with all of my heart, body ,and soul.
You complete me.
You make my life worth living.
(http://www.vemale.com/inspiring/lentera/20351-kisah-cinta-romantis-pak-dahlan-iskan-dan-istrinya.html)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment