TANJUNG—Longsor kembali menutup akses jalan KLU-Lombok Barat di Pusuk,
kemarin. Akibatnya, kendaraan yang terlanjur masuk melalui jalur Pusuk
harus menunggu lama setelah tumpukan longsor dibersihkan alat berat.
‘’Kalau turun hujan lagi belum dibersihkan, bisa-bisa makin banyak
longsornya,’’ kata Kasim, Polhut yang biasa berjaga di pos kehutanan di
Pusuk.
Dikatakan Kasim, selama sepekan ini setiap hari terjadi
longsor. Sebagian titik longsor itu bekas longsor sebelumnya, sebagian
lainnya titik baru. Kasim yang setiap hari melintasi jalur Pusuk
menuturkan longsor itu terjadi setiap turun hujan lebat.
Selain
menutup jalan raya, longsor kal ini juga merusak pembatas jalan (gadril)
di Pusuk. Salah satu pembatas baja itu runtuh lantaran tanah tempatnya
berpijak ikut runtuh. Kondisi ini tentu saja membahayakan pengendara,
mengingat pembatas jalan itu dipasang di titik-titik tikungan tajam dan
berbahaya.
Pantauan koran ini kemarin pagi, ada dua titik longsor
yang menutup badan jalan. Alat berat pun diterjunkan untuk membersihkan
tanah yang menutup badan jalan. Kendaraan roda empat yang memaksa
melewati jalur Pusuk harus menunggu alat berat selesai bekerja.
Longsor selama sepekan ini juga merusak bahu jalan di Pusuk. Beberapa
bahu jalan yang langsung berbatasan dengan tebing terjal amblas terbawa
air dan diseret lumpur dari longsor. Tidak ada pembatas di lokasi bahu
jalan yang amblas itu. Selain itu kondisi jalan yang masih licin bekas
lumpur menambah perjalanan melalui jalur Pusuk makin berbahaya.
‘’Kalau hujan masih turun, ada beberapa titik lainnya yang akan longsor.
Sudah ada tanda-tanda akan longsor,’’ kata Ketut Marta, anggota BPBD
KLU yang terjun memantau pembersihan tanah yang menghalangi jalan.
Selama tahun ini, hampir setiap minggu terjadi Longsor di Pusuk. Setiap
longsor, badan jalan tertutup, arus kendaraan roda empat dialihkan
melalui jalur Senggigi.
Bencana Harus Ditangani Bersama
Sementara itu, Komisi I DPRD KLU memanggil SKPD yang terkait dengan
penanganan bencana. Sabtu lalu (17/3), Komisi I memanggil Dinas Sosial,
BPBD, Camat Pemenang untuk membahas penanganan bencana yang belakangan
ini banyak terjadi di Kecamatan Pemenang. ‘’Kami melihat tingkat
koordinasi di lapangan masih kurang, ini yang perlu kita benahi
bersama,’’ kata Wakil Ketua Komisi I DPRD KLU, Ardianto.
Secara
khusus dibahas juga bencana rob di Kampung Gegilen, Dusun Teluk Kombal,
Desa Pemenang Barat. Bencana tiap tahun itu harus dicarikan solusi
jangka panjang. ‘’Sejak masih Lombok Barat sudah kita bahas tentang
relokasi itu,’’ kata Ketua Komisi I DPRD KLU Jasman Hadi.
Pekan ini
rencananya Komisi I akan kembali menemui warga yang terendam banjir rob
itu. Dewan ingin mendengar aspirasi masyarakat terkait rencana relokasi
itu. Jika warga kompak meminta relokasi, dewan akan meneruskan
pembahasan dengan pemerintah untuk mencarikan lokasi relokasi.
‘’Persoalan di mana lokasinya nanti kita carikan bersama,’’ katanya.
Selain itu dalam pertemuan tersebut, Komisi I DPRD KLU meminta
pemerintah menyediakan dana talangan bagi nelayan yang tidak bisa
melaut, termasuk juga bagi petani korban banjir. Para nelayan yang tidak
bisa melaut lantaran cuaca buruk itu juga termasuk korban bencana alam.
‘’Mereka tidak ada sepeser pun mendapatkan uang, oleh karena itu cocok
diberikan bantuan sembako,’’ kata Ardianto.
Bangsal Kembali Normal, Pengungsi Pulang
Para pengungsi korban banjir rob (banjir air laut) di Dusun Teluk
Kombal sudah kembali ke rumah masing-masing. Mereka kembali pada Minggu
pagi. Air yang menggenangi permukiman mereka sudah surut. Begitu juga
ombak dan angin sudah mulai kecil. ‘’Tapi kami tetap waspada,
sewaktu-waktu bisa saja air laut naik,’’ kata Tim Siaga Bencana Desa
(TSBD) Pemenang Barat, Hunaidi.
Dikatakan, sebelum pulang warga
terlebih dahulu diberikan pengarahan agar tetap waspa, mengingat ada
informasi angin kencang dan ombak besar terjadi hingga akhir Maret.
Warga juga diimbau tidak melaut terlalu jauh dalam kondisi cuaca buruk
itu, bila perlu istirahat total melaut demi keselamatan. ‘’Selama masa
tidak melaut ini kita harap ada bantuan sembako dari pemerintah,’’
katanya.
Di Pelabuhan Bangsal kondisi mulai normal. Perahu-perahu
kayu mulai melayani penyeberangan ke tiga gili. Sebelumnya perahu-perahu
itu sandar di Pantai Ombak Beleq, Desa Sigar Penjalin.
Namun,
tongkang (pelampung tempat sandar) belum diperbaiki. Pelampung tempat
sandar kapal yang ada di bagian paling ujung dermaga itu hanyut saat
dihantam ombak pada Rabu pekan lalu. (fat)
(http://lombokpos.co.id/index.php?option=com_k2&view=item&id=7157:pusuk-longsor-lagi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment