NTB-News.Com - Cianjur: Ratusan siswa SDN Hegar Waas, Desa Mekarsari, Kecamatan
Agrabinta, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa harus berenang menyeberangi
Sungai Cisokan untuk berangkat sekolah akibat tidak adanya jembatan
penghubung.
Ratusan siswa melakukan hal itu setiap hari untuk menimba ilmu di
sekolah yang terletak di kampung lain dari tempat tinggal mereka.
Mereka terpaksa berenang menyeberangi sungai sepanjang 8 meter dengan
meninggikan tas dan buku serta baju agar tidak basah.
Namun, tidak sedikit yang menggunakan rakit dari bambu yang dibuat
warga untuk menyeberang sungai, karena sejak puluhan tahun jembatan yang
runtuh tak kunjung diperbaiki. Bahkan, hal serupa dilakukan warga
sekitar untuk beraktifitas. Selain berenang, warga terpaksa menyewa
rakit untuk menyeberang guna melakukan aktifitas perekonomian.
"Kalau baju atau buku basah, sebelum masuk kelas, kami harus menjemur
dulu agar kering dan dapat dipakai untuk belajar. Harapan kami segera
dibangun kembali jembatan yang rusak," kata Isep (9) salah seorang siswa
tersebut.
Dia menuturkan karena tidak adanya jembatan penghubung membuat anak
seumurnya yang bersekolah di tempat yang sama sering terlambat masuk
sekolah. Terlebih jika musim hujan, mereka terpaksa libur karena arus
sungai yang cukup deras, sehingga sulit dilalui rakit atau berenang.
Selama ini, warga atau siswa yang tidak bisa berenang dan takut
menyeberang sungai dengan rakit atau berenang, terpaksa harus memutar
jalan yang berjarak 10 kilometer untuk sampai ke sekolah.
(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/03/mko4ls-mengenaskan-ratusan-siswa-sd-terpaksa-berenang-ke-sekolah)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment