NTB-News.Com - JAKARTA : Mahalnya biaya untuk menjadi anggota legislator ternyata sudah menjadi rahasia umum.
 Menurut Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran 
(FITRA), Uchok Sky Khadafi, selain mahalnya biaya kampanye kader partai 
yang ingin menjadi Caleg harus menyetorkan uang pendaftaran.
Tak berhenti di situ, partai kadang masih memberi ruang bagi kader untuk
 mendapatkan nomor urut teratas. Tentu, untuk mendapatkan nomor teratas 
itu tidaklah gratis, ada biaya tersendiri yang harus disetorkan kepada 
partainya.
"Selain biaya kampanye yang mahal, yang minimal menghabiskan anggaran 
sebesar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar ini, juga ada uang pendaftaran dan 
uang nomor urut dalam daftar caleg yang juga harus disetor kepada 
partai," kata Uchok kepada Okezone, Selasa (23/4/2013).
Meski saat ini caleg yang jadi tidak lagi berdasarkan nomor urut 
melainkan suara terbanyak. Namun, para caleg berani membayar tinggi 
nomor urut atas tersebut demi privilege.
"Padahal, sebetulnya nomor urut ini tidak berpengaruh, tetapi, banyak 
anggota ingin nomor urut atas sebagai gengsi, dan mereka berani bayar 
untuk memperebutan nomor tersebut," jelas dia.
Lanjut dia, tak heran bila para caleg yang jadi nantinya tidak lagi 
mementingkan tugas utamanya seperti tugas pengawasan, hak budget dan 
legislasi.
"Jadi, dengan demikian, setelah jadi anggota dewan, sudah jelas bahwa 
pikiran mereka bukan lagi sebagai wakil rakyat, tetapi yang lebih dulu 
mereka pikirankan memperolah modal yang sudah diberikan baik untuk 
partai maupun kampanye, dan mencari untung sebanyak-banyak untuk 
kepentingaan diri sendiri ketika mereka sudah hak budget, dan hak 
pengawasan," jelas dia.
Bahkan kata dia, banyak para pengusaha yang terjun ke politik bukan 
karena ingin mengabdi kepada negara dan rakyat melainkan untuk mencari 
untung semata.
"Kemudian, caleg ini  sudah jelas motif, jadi caleg itu hanya untuk 
memperoleh kekuasaan berapa mereka bayar agar dapat memperoleh 
keuntungaan daripada mengabdi kepada kebutuhaan rakyat. Maka, para 
penguasaha berlomba-lomba jadi caleg, karena mengiurkan untungnya 
daripada mengembangkan usahanya," jelas dia.
(http://news.okezone.com/read/2013/04/23/339/795952/ongkos-nyaleg-mahal-nomor-urut-saja-harus-bayar) 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 komentar:
Post a Comment