NTB-News.Com - Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi,
Senin (22/4) kemarin tampil di acara coffee break TV One. Didampingi
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)
NTB, Ir.H.Ridwan Syah, MM.MTP, topik yang diangkat dalam talkshow
berdurasi 30 menit itu, ‘’Percepatan Pembangunan Infrastruktur NTB
Mendukung MP3EI’’.
Dipandu dua host TV One, gubernur mengatakan, pasca ditetapkannnya NTB bersama Bali dan NTT masuk dalam Koridor V Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), konektivitas transportasi baik darat, laut dan udara di NTB berkembang cukup signifikan. Sehingga, dengan adanya konektivitas tersebut semakin memantapkan NTB sebagai pintu gerbang pariwisata dan ketahanan pangan nasional.
‘’Jika dikomparasikan antara sebelum dan sesudah MP3EI, jalan nasional kita sekitar 74 persen kondisi mantap. Sekarang hampir 100 persen sudah mantap. Jalan provinsi dulu sekitar 44 persen, sekarang sudah 66 persen sudah mantap. Jadi memang sebelum MP3EI dan pasca MP3EI itu ada perubahan dari sisi kualitas infrastruktur kita. Semuanya itu menunjukkan bahwa konsep MP3EI untuk NTB menurut saya cukup berhasil,” kata Gubernur NTB.
Ia mengatakan, penetapan NTB bersama Bali dan NTT pada Koridor V MP3EI sangat tepat sebagai pintu gerbang pariwisata dan ketahanan pangan nasional. Karena memang, katanya, daerah Sunda kecil yakni NTB, Bali dan NTT sangat indah. Dari sisi pendukung pangan nasional juga mempunyai potensi yang sangat besar baik untuk tanaman pangan dan peternakan. “Untuk mengembangkan dua potensi ini memang sangat tepat tiga provinsi ini diletakkan bersama-sama di koridor V MP3EI,”urainya.
Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini menjelaskan, beberapa indikator menunjukkan bahwa konsep MP3EI di NTB cukup berhasil. Pertama, akses transportasi udara, pascaoperasional Bandara Internasional Lombok (BIL) yakni melalui Bandara Selaparang sebelumnya hanya tujuh rute ke NTB baik dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi sejak operasional BIL meningkat menjadi 10 rute penerbangan baik dalam dan luar negeri. Selain itu, dulu hanya dilayani delapan maskapai saja tetapi saat ini sudah 11 maskapai. “Dulu 26 flight perhari sekarang sudah 38 flight perhari,”sebutnya.
Ditambahkan, pertumbuhan jumlah penumpang melalui BIL juga cukup bagus rata-rata sudah mencapai 20 persen per tahun.”Ini menunjukkan bahwa perkembangan setelah MP3EI itu sangat signifikan untuk transoptasi udara,”tambahnya.
Untuk transportasi laut, lanjut TGB, aktivitas bongkar muat barang dan jasa di Pelabuhan Lembar saat ini sudah cukup padat. Pelabuhan Lembar ini menghubungkan NTB dengan Bali melalui Pelabuhan Padangbai. Dalam waktu 50 menit sudah ada penyeberangan kapal. Kemudian dari sisi volume barang yang dibongkar di pelabuhan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 908 ribu ton menjadi 3,4 juta ton saat ini.
Awalnya, dikhawatirkan ketika BIL operasional, akan berpengaruh pada volume penumpang yang memanfaatkan jasa penyeberangan melalui Pelabuhan Lembar tujuan Padangbai (Bali). Namun faktanya, di Pelabuhan Lembar aktivitas meningkat juga di BIL naik signifikan.
‘’Karena itu, keterhubungan atau konektivitas itu memang mutlak harus betul-betul mantap baik di wilayah NTB maupun menghubungkan NTB dengan luar. Oleh karena itu, konektivitas sarana transportasi baik udara, darat dan laut itu menjadi program prioritas kita untuk dibenahi selama 2008-2013,’’jelasnya.
Disebutkan, terdapat tiga bandara di NTB menjadi simpul utama untuk keterhubungan dalam NTB sendiri yakni BIL, Bandara Salahudin Bima dan Bandara Brang Biji Sumbawa Besar. Sementara untuk transportasi laut terdapat delapan pelabuhan.
Untuk transportasi udara, Pemprov NTB sedang mengupayakan untuk perpanjangan runway BIL dari 2.750 meter menjadi 3.000 meter sehingga dapat didarati pesawat boeing 747. Sedangkan untuk Bandara Salahudin Bima runway nya akan diperpanjang dari 1.600 meter menjadi 2.100 meter sehingga dapat didarati pesawat boeing 737.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Ir. H. Ridwan Syah, MM, M.TP yang memndampingi gubernur dalam acara tersebut mengatakan ada dua strategi yang dikembangkan untuk peningkatan sarana prasarana transportasi udara yang ada. Strategi tersebut yakni memperluas konektivitas dan meningkatkan kapasitas bandar udara.
”Untuk beberapa tahun ke depan adalah perpanjangan runway dua bandara yakni BIL dan Salahudin Bima. Kita juga mengejar untuk membuka rute-rute penerbangan internasional Hongkong, Perth dan Singapura karena demand cukup tinggi,”pungkasnya.
(http://www.suarantb.com/2013/04/23/wilayah/Mataram/detil2.html)
Dipandu dua host TV One, gubernur mengatakan, pasca ditetapkannnya NTB bersama Bali dan NTT masuk dalam Koridor V Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), konektivitas transportasi baik darat, laut dan udara di NTB berkembang cukup signifikan. Sehingga, dengan adanya konektivitas tersebut semakin memantapkan NTB sebagai pintu gerbang pariwisata dan ketahanan pangan nasional.
‘’Jika dikomparasikan antara sebelum dan sesudah MP3EI, jalan nasional kita sekitar 74 persen kondisi mantap. Sekarang hampir 100 persen sudah mantap. Jalan provinsi dulu sekitar 44 persen, sekarang sudah 66 persen sudah mantap. Jadi memang sebelum MP3EI dan pasca MP3EI itu ada perubahan dari sisi kualitas infrastruktur kita. Semuanya itu menunjukkan bahwa konsep MP3EI untuk NTB menurut saya cukup berhasil,” kata Gubernur NTB.
Ia mengatakan, penetapan NTB bersama Bali dan NTT pada Koridor V MP3EI sangat tepat sebagai pintu gerbang pariwisata dan ketahanan pangan nasional. Karena memang, katanya, daerah Sunda kecil yakni NTB, Bali dan NTT sangat indah. Dari sisi pendukung pangan nasional juga mempunyai potensi yang sangat besar baik untuk tanaman pangan dan peternakan. “Untuk mengembangkan dua potensi ini memang sangat tepat tiga provinsi ini diletakkan bersama-sama di koridor V MP3EI,”urainya.
Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini menjelaskan, beberapa indikator menunjukkan bahwa konsep MP3EI di NTB cukup berhasil. Pertama, akses transportasi udara, pascaoperasional Bandara Internasional Lombok (BIL) yakni melalui Bandara Selaparang sebelumnya hanya tujuh rute ke NTB baik dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi sejak operasional BIL meningkat menjadi 10 rute penerbangan baik dalam dan luar negeri. Selain itu, dulu hanya dilayani delapan maskapai saja tetapi saat ini sudah 11 maskapai. “Dulu 26 flight perhari sekarang sudah 38 flight perhari,”sebutnya.
Ditambahkan, pertumbuhan jumlah penumpang melalui BIL juga cukup bagus rata-rata sudah mencapai 20 persen per tahun.”Ini menunjukkan bahwa perkembangan setelah MP3EI itu sangat signifikan untuk transoptasi udara,”tambahnya.
Untuk transportasi laut, lanjut TGB, aktivitas bongkar muat barang dan jasa di Pelabuhan Lembar saat ini sudah cukup padat. Pelabuhan Lembar ini menghubungkan NTB dengan Bali melalui Pelabuhan Padangbai. Dalam waktu 50 menit sudah ada penyeberangan kapal. Kemudian dari sisi volume barang yang dibongkar di pelabuhan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 908 ribu ton menjadi 3,4 juta ton saat ini.
Awalnya, dikhawatirkan ketika BIL operasional, akan berpengaruh pada volume penumpang yang memanfaatkan jasa penyeberangan melalui Pelabuhan Lembar tujuan Padangbai (Bali). Namun faktanya, di Pelabuhan Lembar aktivitas meningkat juga di BIL naik signifikan.
‘’Karena itu, keterhubungan atau konektivitas itu memang mutlak harus betul-betul mantap baik di wilayah NTB maupun menghubungkan NTB dengan luar. Oleh karena itu, konektivitas sarana transportasi baik udara, darat dan laut itu menjadi program prioritas kita untuk dibenahi selama 2008-2013,’’jelasnya.
Disebutkan, terdapat tiga bandara di NTB menjadi simpul utama untuk keterhubungan dalam NTB sendiri yakni BIL, Bandara Salahudin Bima dan Bandara Brang Biji Sumbawa Besar. Sementara untuk transportasi laut terdapat delapan pelabuhan.
Untuk transportasi udara, Pemprov NTB sedang mengupayakan untuk perpanjangan runway BIL dari 2.750 meter menjadi 3.000 meter sehingga dapat didarati pesawat boeing 747. Sedangkan untuk Bandara Salahudin Bima runway nya akan diperpanjang dari 1.600 meter menjadi 2.100 meter sehingga dapat didarati pesawat boeing 737.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Ir. H. Ridwan Syah, MM, M.TP yang memndampingi gubernur dalam acara tersebut mengatakan ada dua strategi yang dikembangkan untuk peningkatan sarana prasarana transportasi udara yang ada. Strategi tersebut yakni memperluas konektivitas dan meningkatkan kapasitas bandar udara.
”Untuk beberapa tahun ke depan adalah perpanjangan runway dua bandara yakni BIL dan Salahudin Bima. Kita juga mengejar untuk membuka rute-rute penerbangan internasional Hongkong, Perth dan Singapura karena demand cukup tinggi,”pungkasnya.
(http://www.suarantb.com/2013/04/23/wilayah/Mataram/detil2.html)
0 komentar:
Post a Comment