Gunung Tambora berada di di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima.
Gunung Tambora memiliki riwayat letusan yang menggegerkan dunia hingga
ke Eropah. Tambora yang meletus 10 April 1815 menyebabkan tewasnya 117
ribu jiwa penduduk setempat diantaranya 10 ribu jiwa penduduk Kerajaan
Tambora.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Moh.Faozal mengatakan bahwa target peringatan meletusnya gunung Tambora adalah adanya kunjungan dua juta wisatawan. ‘’Banyak program yang sudah direncanakan,’’ ujarnya. Antara lain adanya upaya mendatangkan para ahli gunung api internasional selain juga berbagai atraksi internasional yang bisa menarik kunjungan wisatawan mancanegara singgah ke pulau Satonda.
Letusan yang diperkirakan sebelum meletus tingginya 4.200 meter atau lebih tinggi dari gunung Rinjani di Lombok yang letaknya berada di utara Kabupaten Dompu atau bagian barat Kabupaten Bima terdahsat di dunia. Dahsatnya letusan gunung Tambora menyebabkan tewasnya penduduk Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar.
Akibat letusannya yang ukurannya 10 kali lipat dari letusan Krakatau, membentuk kaldera seluas 100 kilometer persegi, tinggi asapnya hingga 43 kilometer, mengeluarkan 400 juta kubik gas sulfur, belerang yang mempengaruhi daya tembus matahari ke bumi. Sebaran ketebalan muntahannya di sekitar lokasi gunung hingga 50 sentimeter yang menyebabkan tidak adanya tanaman yang bisa tumbuh. Akibat lainnya adalah hilangnya musim semi di Eropah dan hilangnya kota Tambora disebut sebagai Pompeii of the East. Pompeii dikubur sedalam 23 meter akibat letusan gunung Vesuvius di Italia.
Terletak di seberang barat laut dari Tambora, ada pulau Satonda. Inilah sebuah pulau gunung api di seberang daratan pulau Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang. Airnya pun rasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut di luar pulau tersebut, juga hal yang sama terjadi di danau tersebut.
Pulau Satonda menjadi persinggahan wisatawan dalam pelayaran dari Bali ke Flores-NTT. Satonda dipuji danaunya yang berair laut adalah keajaiban dunia. Air laut mengalir melalui bawah tanah. Apabila air laut surut maka danau pun menjadi surut.
Sejarahnya, diperkirakan air laut memasuki danau yang semula kaldera gunung Satonda sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Masuknya air laut ke sana sewaktu meletusnya gunung Tambora tahun 1815 dilihat dari bagian-bagian yang runtuh pada bagian selatan bibir yang mengitari danau itu. Diperkirakan tinggi air laut yang menerjang dinding selatan Satonda itu sekitar 10 meter.
Kedalaman danaunya bervariasi antara 15-69 meter. Airnya bening. Keasinannya pun berbeda. Pada permukaan hingga 22,8 meter kadar asin 90 persen dibanding air laut. Sedangkan di kedalaman 50 meter ke bawah melebih air laut yaitu 108-117 persen. Kalau di laut bisa ditemui ikan terbang, lumba-lumba. Sedangkan di daratannya, bisa dijumpai menjangan (rusa).
(http://lomboknews.com/2013/04/11/ikon-pariwisata-baru-ntb-tambora-menyapa-dunia/)
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Moh.Faozal mengatakan bahwa target peringatan meletusnya gunung Tambora adalah adanya kunjungan dua juta wisatawan. ‘’Banyak program yang sudah direncanakan,’’ ujarnya. Antara lain adanya upaya mendatangkan para ahli gunung api internasional selain juga berbagai atraksi internasional yang bisa menarik kunjungan wisatawan mancanegara singgah ke pulau Satonda.
Letusan yang diperkirakan sebelum meletus tingginya 4.200 meter atau lebih tinggi dari gunung Rinjani di Lombok yang letaknya berada di utara Kabupaten Dompu atau bagian barat Kabupaten Bima terdahsat di dunia. Dahsatnya letusan gunung Tambora menyebabkan tewasnya penduduk Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar.
Akibat letusannya yang ukurannya 10 kali lipat dari letusan Krakatau, membentuk kaldera seluas 100 kilometer persegi, tinggi asapnya hingga 43 kilometer, mengeluarkan 400 juta kubik gas sulfur, belerang yang mempengaruhi daya tembus matahari ke bumi. Sebaran ketebalan muntahannya di sekitar lokasi gunung hingga 50 sentimeter yang menyebabkan tidak adanya tanaman yang bisa tumbuh. Akibat lainnya adalah hilangnya musim semi di Eropah dan hilangnya kota Tambora disebut sebagai Pompeii of the East. Pompeii dikubur sedalam 23 meter akibat letusan gunung Vesuvius di Italia.
Terletak di seberang barat laut dari Tambora, ada pulau Satonda. Inilah sebuah pulau gunung api di seberang daratan pulau Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang. Airnya pun rasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut di luar pulau tersebut, juga hal yang sama terjadi di danau tersebut.
Pulau Satonda menjadi persinggahan wisatawan dalam pelayaran dari Bali ke Flores-NTT. Satonda dipuji danaunya yang berair laut adalah keajaiban dunia. Air laut mengalir melalui bawah tanah. Apabila air laut surut maka danau pun menjadi surut.
Sejarahnya, diperkirakan air laut memasuki danau yang semula kaldera gunung Satonda sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Masuknya air laut ke sana sewaktu meletusnya gunung Tambora tahun 1815 dilihat dari bagian-bagian yang runtuh pada bagian selatan bibir yang mengitari danau itu. Diperkirakan tinggi air laut yang menerjang dinding selatan Satonda itu sekitar 10 meter.
Kedalaman danaunya bervariasi antara 15-69 meter. Airnya bening. Keasinannya pun berbeda. Pada permukaan hingga 22,8 meter kadar asin 90 persen dibanding air laut. Sedangkan di kedalaman 50 meter ke bawah melebih air laut yaitu 108-117 persen. Kalau di laut bisa ditemui ikan terbang, lumba-lumba. Sedangkan di daratannya, bisa dijumpai menjangan (rusa).
(http://lomboknews.com/2013/04/11/ikon-pariwisata-baru-ntb-tambora-menyapa-dunia/)
0 komentar:
Post a Comment